Buku adalah sebuah karya ilmiah sebagai hasil dari proses menalar dan/atau meneliti yang terkadang panjang dan berliku. Bagaimanapun bentuk dan jenisnya, buku tetaplah buku yang berperan penting terhadap maju-mundurnya peradaban sebuah bangsa. Tanpa buku sebuah bangsa “bagaikan berjalan di tengah kegelapan”. Ya, buku ibarat lentera yang menerangi ruang gelap alam pikiran dan hati setiap manusia. Analogi sederhananya, buku bak jendela dunia. Dengan demikian, semakin banyak orang membaca dan/atau menulis buku berkualitas maka semakin semakin luas cakrawala pandang anak bangsa dan semakin maju juga peradaban bangsanya.
Gagasan temu pengarang/penulis buku-buku hukum se-Indonesia, pertama kali dirintis oleh Prof. Erman Rajagukguk, S.H.,LLM.,Ph.D. Awal mulanya, forum ini hanya dikhususkan untuk pertemuan antar mantan bimbingan beliau yang disertasinya berhasil dibukukan/diterbitkan. Dalam perkembangannya, forum ilmiah ini ternyata diminati oleh penulis/pengarang buku hukum yang lain dari berbagai perguruan tinggi hukum, praktisi hukum, dan penegak hukum. Hal yang menarik lagi dari temu penulis hukum ini adalah karena selalu dikaitkan dengan peringatan dan pemaknaan atas “Hari Kemerdekaan RI. 17-8-1945.”
Mengambil tagline “Mari Menulis; Publish or Perish” sebagai tema besar, panitia temu penulis/pengarang buku-buku hukum se-Indonesia yang ke-VI di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini mengambil tema khusus yaitu “Menulis Buku: Melawan Lupa!”. Adalah sebuah tema yang tidak main-main, karena dengan menulis buku yang berklualitas diharapkan sanggup melawan segala bentuk lupa, yaitu; lupa dari kecongkaan ilmiah, lupa dari tanggung jawab, lupa dari kemalasan, lupa dari kebodohan, lupa dari keterbelakngan, lupa dari kemiskinan, dan lupa dari kemunduran peradaban.
Momen dan acara temu penulis kali ini juga sangat spesial, dikarenakan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan di mana ummat Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Untuk menyemarakkan acara tersebut, panitia akan menghadirkan Prof. Dr. KH. Din Syamsudin atau KH Sholahudin Wahid
[1]berkenan memberikan ceramah agama yang terkait dengan upaya terus menerus membangun kesadaran menulis bagi kalangan penulis potensial.